Senin, Oktober 26, 2009

Kasyfu At-Taqdiraat (Bagian ke-II) Thanks God...


Hari ini saya pergi ke kuliah, menemui Ablah (Miss.) Hana  di Qism Khirrijaat (Bagian Urusan Ijazah) untuk memastikan keadaan kasyfu at-taqdiraat (transkip nilai) saya yang tak kunjung selesai. Sesampainya di sana saya menjumpai temen-teman satu fakultas sedang mengantri untuk mengambilnya. Alhamdulillah, tenyata transkip nilai kami sudah bisa di ambil. Akhirnya... setelah satu bulan menunggu, si kasyfu at-taqdiraat keluar juga. Mereka bilang transkip nilai sudah bisa diambil sejak hari kamis kemarin. Ternyata saya ketinggalan informasi. Memang akhir-akhir ini saya sibuk mempersiapkan ujian level terakhir kursus bahasa arab yang tinggal beberapa hari lagi, belum lagi mempersiapkan dan merancang hasta karya sebagai syarat kelulusan saya di markaz nil. Semoga semua berjalan sesuai target, amin.

Saya berada di urutan ke empat di jajaran antrian. Satu jam sudah berlalu, tetapi Ablah Hana belum membuka pintu ruangan, dia masih sibuk membenahi berkas-berkas transkip nilai. Beberapa menit kemudian Ablah Amal (petugas yang mengurus ijazah sementara), keluar menghampiri Dzoriefah, teman saya yang berada di urutan pertama antrian, dia sedang membaca al-Quran sehingga tidak menyadari kalau Ablah Hana menegurnya. "Ismik eyh ya habibty?" (nama kamu siapa?), tanya Ablah Hana. "Ana? ana Dzoriefah ya Ablah", jawabnya kaget. "Shoutik jamiel awi ya habibty, ta'aly istamirry qiroatik bi janib maktaby" (suaramu bagus banget. Kemarilah, teruskan bacaanmu di dekat meja kerja saya), pintanya.

Tiga puluh menit berlalu pintu ruanganpun dibuka. Dzoriefah menghentikan bacaannya dan pamit untuk menjumpai Ablah Hana. Namun Ablah Hana masih saja repot dengan berkas-berkas transkip semua fakultas yang bertumpuk di atas meja kerjanya dan dia mengatakan akan memuai kerjanya ba'da nush sa'ah (setengah jam lagi). Fuih.... Seperti inilah administrasi di kampus kami. Namun itu bukan masalah lagi bagi kami, itu sudah menjadi makanan sehari-hari. Walaupun demikian, Sumbangsi yang diberikan Al-Azhar untuk kami begitu besar, terutama ilmu pengetahuan yang kami dapat  di bangku kuliah secara gratis, belum lagi beasiswa bulanan yang membantu sebagian mahasiswa untuk meringankan biaya hidup sehari-hari di sini, untuk itu kami harus banyak bersyukur.

Tiba-tiba Ablah Amal memanggil Dzoriefah, kali ini bukan menyuruhnya membaca al-Quran di samping meja kerjanya, tetapi ia bersedia membantu Ablah Hana untuk membagikan transkip nilai kami. Thanks God. "Ahsyan qiro'atik wa shoutik ya dzorirfah, sa usa'iduki wa jamielatik ". (karena bacaan al-Qur'anmu dan suaramu Dzoriefah, aku bersedia membantumu dan teman-temanmu), Ablah Amal menjelaskan. Alhamdulillah, jika tidak demikian saya tidak tahu harus menunggu berapa jam lagi. Saya tidak sempat menduga, biasanya mereka tidak mau mengerjakan urusan yang bukan tugas mereka, namun karena bacaan al-Quran Ablah Amal bersedia membantu kami. Sekali lagi kami harus kembali bersyukur, Alhamdulillah.

Kamis, Oktober 22, 2009

Tahukan Anda

Selamat pagi semua....
"Bangun tidur ku terus mandi, tidak lupa menggosok gigi, habis mandi ku nyalakan kompi, membersihkan ruang kecilku.... :D"
Udara di Mesir lagi gajebo (baca, ga jelas bo!) banget nih. Kalau bahasa masisirnya ghoir mu'tadil. Terang aja, kadang panas, kadang merasa kedinginan, cuappe dweh
Ngomong-ngomong soal udara, engga sengaja nemuin artikel yang judulnya "kapankah payung ditemukan?" (ga nyambung ya, bodo amat, hihi) siapa tahu kebanyakan kita ada yang belum tahu, makanya saya posting di sini. Selamat membaca...

Bagi kita tampaknya wajar saja untuk memakai payung saat hujan. Tapi sebenarnya payung tidak diciptakan sebagai perlindungan terhadap hujan. Mulanya digunakan untuk melindungi diri dari panas matahari.
 
Tidak diketahui siapa yang pertama kali menciptakan payung, tapi payung sudah digunakan sejak zaman dahulu kala. Mungkin orang Cina yang pertama kali menggunakannya, pada abad kesebelas sebelum Masehi.

Kita tahu bahwa payung digunakakan oleh bangsa Mesir kuno dan Babilonia sebagai pelindung dari panas matahari. Dan ada hal aneh yang berhubungan dengan penggunaan ini, payung menjadi simbol kehormatan dan otoritas. Di Timur Jauh pada jaman kuno, payung hanya boleh digunakan oleh keluarga kerajaan atau bagi para pejabat tinggi.

Di Eropa, orang Yunani adalah yang pertama kali menggunakan payung sebagai pelindung dari Matahari. Dan payung menjadi umum di Yunani kuno. Tapi konon orang pertama yang menggunakan payung sebagai pelindung dari hujan adalah orang Romawi kuno.

Pada Abad Pertengahan, penggunaan payung bisa dikatakan lenyap.Kemudian muncul lagi di Italia pada akhir abad keenambelas. Dan sekali lagi dianggap sebagai simbol kekuasaan dan otoritas. Pada tahun 1680, payung muncul di Perancis, dan kemudian di Inggris.

Pada abad kedelapan belas, payung digunakan pada waktu hujan hampir di seluruh Eropa. Payung tidak banyak berubah dalam gayanya selama masa ini, walaupun memang menjadi lebih ringan. Baru pada abad keduapuluh payung wanita mulai dibuat dalam berbagai warna.



Rabu, Oktober 21, 2009

Untukmu Sahabat...




Ada beberapa hal yang belum sempat saya tuliskan di sini. Tahun 2005 yang lalu saat saya resmi menjadi mahasiswi di universitas Al-Azhar, Kairo saya berjumpa dengan dua orang teman satu fakultas yang hingga  saat ini menjadi sahabat terdekat saya. Mereka teman belajar saya, kuliah, curhat, tukar fikiran, diskusi hal-hal yang menarik tentang kehidupan, hang out at the weekend, tawa bareng, sedih bareng, pokoknya they're my best friend in this world deh. Orang-orang selalu bilang kalau kami tidak bisa dipisahkan, kami memang akrab dan kompak. Tapi engga tau kenapa, makna itu seakan memudar dan yang menyedihkan hal itu terjadi di hari-hari terakhir saya berada di sini. Persahabatan kami sedang diuji, akhir-akhir ini kami jarang kumpul di akhir pekan, nongkrong di kafe sambil membicarakan planning masa depan, berbagi cerita tentang hal-hal yang mewarnai hari-hari sibuk kami saat kuliah atau sekedar ngobrol santai sambil main UNO (childish kurang kerjaan). 

Kami memang berbeda, kami mempunyai gaya hidup, aktifitas dan interest yang berbeda. Tapi itu bukan masalah, justru itu yang membuat persahabatan kami lebih berwarna. Banyak hal yang telah saya alami bersama mereka, hal-hal menjengkelkan, menyedihkan, mengharukan, menyenangkan sampai pada hal yang memalukan, secara si taow emang rada gokil jail dan si izrut pendiem pemalu lebih tepatnya, engga heran kalau si taow sering banget ngerjain dia, paling sering sey pas kita abis makan bareng di restaurant indonesia pasti si izrut yang disuruh bayar ke kasir, secara dia ogah engga mau, emang dasar pemalu cuma bayar doang malu. Kalau lagi kaya gini kangen banget pengen kumpul bareng lagi.

Belakangan ini kami memang seringkali sibuk dengan urusan masing-masing, maklumlah udah pada gede makanya jadi jarang banget ketemu dan saat ada kesalahfahaman sedikit jadi sering suudzon gitu. Well, sudah seharusnya kita saling mengerti satu sama lain. Suudzon emang sering banget ngebuat segalanya berantakan. Hal itu takkan pernah menghapus makna persahabatan kita. Maafkan dan lupakan, cukup sudah. Apapun yang terjadi you're always my best friend i ever had. Good Luck untuk semua urusan kalian.

Sahabat,
Setiap untai kataku adalah doa yang takkan pernah luntur
berharap semua akan baik-baik saja
Sahabat,
Setelah kita gores bersama tinta perjuangan ini 
aku percaya maknanya takkan memudar
Terima kasih telah banyak membantuku mengenal lebih banyak tentang hidup.
 
Ku tulis ini untuk kalian, who know me inside out, thanks for being here for me, we may be different, but you're the best friends i ever had.

Selasa, Oktober 20, 2009

The things that make me happy


Habis pulang dari kursus enaknya minum teh hangat sambil buka-buka blog. Hampir sebulan engga jengukin si blog, kangen juga rasanya. Hari ini berjalan seperti biasa, ga ada yang istimewa, bangun pagi-pagi, mandi, rapi-rapi, nunggu bus, kursus selama 3 jam (saat kuliah belum kelar sih biasanya langsung ke kuliah). Sejak kuliah selesai 3 bulan yang lalu, hal yang di prioritaskan juga berganti, nyelesain level kursus, ngurus-ngurus ijazah dan cari oleh-oleh untuk keluarga. Dan bulan ini level kursus hampir tuntas, O, senangnya....saat yang saya nantikan akan segera tiba, Pulaaaaaaaaaaaaaaaang :) wait me Bekasiku tercinta, hehehe. Hi fi untuk sejenak mari singkirkan lupakan kata "pulang" dalam pikiranmu.

Hari ini kita akan berbicara mengenai hal yang membuat kita happy. What makes me happy?? sebenarnya pengen nyenengin diri aja, bosen juga nungguin ijazah yang belum juga selesai. OK, What makes you happy fi?
- Keliling dunia, wah.........
- Ada di rumah, gobrol-ngobrol di halaman rumah bareng bokap, nyokap dan ade-ade sambil bercanda-canda dan makan bakso.
- Berada di tepi pantai, tiduran di atas pasir sambil dengerin suara ombak.
- Bisa renang, menyelam, melihat indahnya dasar laut sambil ngambilin mutiara-mutiaranya, di jual deh. he9x.
- Berada di puncak gunung, melihat ke segala penjuru dunia sambil berteriak, hentikan peperangan dan segala pertikaian, aku muak mendengar dan menyaksikan itu semua.
- Berada di bawah menara eiffle, indah....
- Makan rujak bareng temen-temen sambil nangis-nangis kepedesan.... wahhh seruuuu...
- Ketemu Andrea Hirata duduk-duduk sambil ngobrol-ngobrol santai.
- Ditelpon temen-temen MI, Tsanawiyah dan Aliyah, i miss them.
- Curhat dan ngobrol bareng Ati, miss you so much friend. 
- Nonton comedy romance ketawa-tawa diselingi haru untuk sebuah kata, "cinta." Mellow deh, hihihi. 
- Ngerti Matematika, Fisika dan semua pelajaran yang ga lepas dari hitung-hitungan.
Indahnya...............

Jumat, Oktober 02, 2009

Where's Happiness??

I'm not afraid  of anything,
i just to know that i can breath
I don't need much of anything,
but suddenly, suddenly....
i'm small and the world is big,

all around me is fast moving
surrounded by so many thing,
suddenly, suddenly....
i'm young and i'm free,
but i get tired and i get weak
i get lost and i can't sleep
but suddenly, suddenly...
How does it feel to be different from me 
are we the same??
(avril Lavign)



Ney lagu kok mellow banget ya.
Kita seringkali berfikir bahwa orang lain, sahabat, teman, kenalan dan tetangga lebih bahagia dibandingkan diri kita sendiri. Mereka memiliki apa yang tidak kita punya. 
Tanpa disadari kita memang selalu tertarik untuk melihat orang yang berada di atas kita. Dan itu membuat kita selalu terpukul.

Kita selalu berfikir segala apa yang telah kita usahakan, tidak pernah membuahkan hasil yang kita inginkan. Segalanya seperti sia-sia belaka. Kita selalu merasa di sana, di tempat orang lain, lebih baik dan lebih bahagia. Sebab itulah kita selalu berputus asa sebelum berusaha.
Tapi  pernahkah kita berfikir bahwa mereka di sana juga melihat ke arah kita dan berfikir kita lebih bahagia, mereka melihat kebahagiaan ada di sini, milik kita. Mereka hanya melihat hal yang menyenangkan tanpa mengenal kekecewaan yang kita hadapi.
Hidup bahagia adalah seni yang sangat mengagumkan. Percayalah, kebahagiaan bukan terletak di sana, tetapi dia ada di sini, di dalam hati kita.
Where's Happiness??? Inside our mind.


(Arba' wa Nush, saat kebahagiaan terasa hilang. God, give me strength in this life)