Senin, Oktober 26, 2009

Kasyfu At-Taqdiraat (Bagian ke-II) Thanks God...


Hari ini saya pergi ke kuliah, menemui Ablah (Miss.) Hana  di Qism Khirrijaat (Bagian Urusan Ijazah) untuk memastikan keadaan kasyfu at-taqdiraat (transkip nilai) saya yang tak kunjung selesai. Sesampainya di sana saya menjumpai temen-teman satu fakultas sedang mengantri untuk mengambilnya. Alhamdulillah, tenyata transkip nilai kami sudah bisa di ambil. Akhirnya... setelah satu bulan menunggu, si kasyfu at-taqdiraat keluar juga. Mereka bilang transkip nilai sudah bisa diambil sejak hari kamis kemarin. Ternyata saya ketinggalan informasi. Memang akhir-akhir ini saya sibuk mempersiapkan ujian level terakhir kursus bahasa arab yang tinggal beberapa hari lagi, belum lagi mempersiapkan dan merancang hasta karya sebagai syarat kelulusan saya di markaz nil. Semoga semua berjalan sesuai target, amin.

Saya berada di urutan ke empat di jajaran antrian. Satu jam sudah berlalu, tetapi Ablah Hana belum membuka pintu ruangan, dia masih sibuk membenahi berkas-berkas transkip nilai. Beberapa menit kemudian Ablah Amal (petugas yang mengurus ijazah sementara), keluar menghampiri Dzoriefah, teman saya yang berada di urutan pertama antrian, dia sedang membaca al-Quran sehingga tidak menyadari kalau Ablah Hana menegurnya. "Ismik eyh ya habibty?" (nama kamu siapa?), tanya Ablah Hana. "Ana? ana Dzoriefah ya Ablah", jawabnya kaget. "Shoutik jamiel awi ya habibty, ta'aly istamirry qiroatik bi janib maktaby" (suaramu bagus banget. Kemarilah, teruskan bacaanmu di dekat meja kerja saya), pintanya.

Tiga puluh menit berlalu pintu ruanganpun dibuka. Dzoriefah menghentikan bacaannya dan pamit untuk menjumpai Ablah Hana. Namun Ablah Hana masih saja repot dengan berkas-berkas transkip semua fakultas yang bertumpuk di atas meja kerjanya dan dia mengatakan akan memuai kerjanya ba'da nush sa'ah (setengah jam lagi). Fuih.... Seperti inilah administrasi di kampus kami. Namun itu bukan masalah lagi bagi kami, itu sudah menjadi makanan sehari-hari. Walaupun demikian, Sumbangsi yang diberikan Al-Azhar untuk kami begitu besar, terutama ilmu pengetahuan yang kami dapat  di bangku kuliah secara gratis, belum lagi beasiswa bulanan yang membantu sebagian mahasiswa untuk meringankan biaya hidup sehari-hari di sini, untuk itu kami harus banyak bersyukur.

Tiba-tiba Ablah Amal memanggil Dzoriefah, kali ini bukan menyuruhnya membaca al-Quran di samping meja kerjanya, tetapi ia bersedia membantu Ablah Hana untuk membagikan transkip nilai kami. Thanks God. "Ahsyan qiro'atik wa shoutik ya dzorirfah, sa usa'iduki wa jamielatik ". (karena bacaan al-Qur'anmu dan suaramu Dzoriefah, aku bersedia membantumu dan teman-temanmu), Ablah Amal menjelaskan. Alhamdulillah, jika tidak demikian saya tidak tahu harus menunggu berapa jam lagi. Saya tidak sempat menduga, biasanya mereka tidak mau mengerjakan urusan yang bukan tugas mereka, namun karena bacaan al-Quran Ablah Amal bersedia membantu kami. Sekali lagi kami harus kembali bersyukur, Alhamdulillah.

Kamis, Oktober 22, 2009

Tahukan Anda

Selamat pagi semua....
"Bangun tidur ku terus mandi, tidak lupa menggosok gigi, habis mandi ku nyalakan kompi, membersihkan ruang kecilku.... :D"
Udara di Mesir lagi gajebo (baca, ga jelas bo!) banget nih. Kalau bahasa masisirnya ghoir mu'tadil. Terang aja, kadang panas, kadang merasa kedinginan, cuappe dweh
Ngomong-ngomong soal udara, engga sengaja nemuin artikel yang judulnya "kapankah payung ditemukan?" (ga nyambung ya, bodo amat, hihi) siapa tahu kebanyakan kita ada yang belum tahu, makanya saya posting di sini. Selamat membaca...

Bagi kita tampaknya wajar saja untuk memakai payung saat hujan. Tapi sebenarnya payung tidak diciptakan sebagai perlindungan terhadap hujan. Mulanya digunakan untuk melindungi diri dari panas matahari.
 
Tidak diketahui siapa yang pertama kali menciptakan payung, tapi payung sudah digunakan sejak zaman dahulu kala. Mungkin orang Cina yang pertama kali menggunakannya, pada abad kesebelas sebelum Masehi.

Kita tahu bahwa payung digunakakan oleh bangsa Mesir kuno dan Babilonia sebagai pelindung dari panas matahari. Dan ada hal aneh yang berhubungan dengan penggunaan ini, payung menjadi simbol kehormatan dan otoritas. Di Timur Jauh pada jaman kuno, payung hanya boleh digunakan oleh keluarga kerajaan atau bagi para pejabat tinggi.

Di Eropa, orang Yunani adalah yang pertama kali menggunakan payung sebagai pelindung dari Matahari. Dan payung menjadi umum di Yunani kuno. Tapi konon orang pertama yang menggunakan payung sebagai pelindung dari hujan adalah orang Romawi kuno.

Pada Abad Pertengahan, penggunaan payung bisa dikatakan lenyap.Kemudian muncul lagi di Italia pada akhir abad keenambelas. Dan sekali lagi dianggap sebagai simbol kekuasaan dan otoritas. Pada tahun 1680, payung muncul di Perancis, dan kemudian di Inggris.

Pada abad kedelapan belas, payung digunakan pada waktu hujan hampir di seluruh Eropa. Payung tidak banyak berubah dalam gayanya selama masa ini, walaupun memang menjadi lebih ringan. Baru pada abad keduapuluh payung wanita mulai dibuat dalam berbagai warna.



Rabu, Oktober 21, 2009

Untukmu Sahabat...




Ada beberapa hal yang belum sempat saya tuliskan di sini. Tahun 2005 yang lalu saat saya resmi menjadi mahasiswi di universitas Al-Azhar, Kairo saya berjumpa dengan dua orang teman satu fakultas yang hingga  saat ini menjadi sahabat terdekat saya. Mereka teman belajar saya, kuliah, curhat, tukar fikiran, diskusi hal-hal yang menarik tentang kehidupan, hang out at the weekend, tawa bareng, sedih bareng, pokoknya they're my best friend in this world deh. Orang-orang selalu bilang kalau kami tidak bisa dipisahkan, kami memang akrab dan kompak. Tapi engga tau kenapa, makna itu seakan memudar dan yang menyedihkan hal itu terjadi di hari-hari terakhir saya berada di sini. Persahabatan kami sedang diuji, akhir-akhir ini kami jarang kumpul di akhir pekan, nongkrong di kafe sambil membicarakan planning masa depan, berbagi cerita tentang hal-hal yang mewarnai hari-hari sibuk kami saat kuliah atau sekedar ngobrol santai sambil main UNO (childish kurang kerjaan). 

Kami memang berbeda, kami mempunyai gaya hidup, aktifitas dan interest yang berbeda. Tapi itu bukan masalah, justru itu yang membuat persahabatan kami lebih berwarna. Banyak hal yang telah saya alami bersama mereka, hal-hal menjengkelkan, menyedihkan, mengharukan, menyenangkan sampai pada hal yang memalukan, secara si taow emang rada gokil jail dan si izrut pendiem pemalu lebih tepatnya, engga heran kalau si taow sering banget ngerjain dia, paling sering sey pas kita abis makan bareng di restaurant indonesia pasti si izrut yang disuruh bayar ke kasir, secara dia ogah engga mau, emang dasar pemalu cuma bayar doang malu. Kalau lagi kaya gini kangen banget pengen kumpul bareng lagi.

Belakangan ini kami memang seringkali sibuk dengan urusan masing-masing, maklumlah udah pada gede makanya jadi jarang banget ketemu dan saat ada kesalahfahaman sedikit jadi sering suudzon gitu. Well, sudah seharusnya kita saling mengerti satu sama lain. Suudzon emang sering banget ngebuat segalanya berantakan. Hal itu takkan pernah menghapus makna persahabatan kita. Maafkan dan lupakan, cukup sudah. Apapun yang terjadi you're always my best friend i ever had. Good Luck untuk semua urusan kalian.

Sahabat,
Setiap untai kataku adalah doa yang takkan pernah luntur
berharap semua akan baik-baik saja
Sahabat,
Setelah kita gores bersama tinta perjuangan ini 
aku percaya maknanya takkan memudar
Terima kasih telah banyak membantuku mengenal lebih banyak tentang hidup.
 
Ku tulis ini untuk kalian, who know me inside out, thanks for being here for me, we may be different, but you're the best friends i ever had.

Selasa, Oktober 20, 2009

The things that make me happy


Habis pulang dari kursus enaknya minum teh hangat sambil buka-buka blog. Hampir sebulan engga jengukin si blog, kangen juga rasanya. Hari ini berjalan seperti biasa, ga ada yang istimewa, bangun pagi-pagi, mandi, rapi-rapi, nunggu bus, kursus selama 3 jam (saat kuliah belum kelar sih biasanya langsung ke kuliah). Sejak kuliah selesai 3 bulan yang lalu, hal yang di prioritaskan juga berganti, nyelesain level kursus, ngurus-ngurus ijazah dan cari oleh-oleh untuk keluarga. Dan bulan ini level kursus hampir tuntas, O, senangnya....saat yang saya nantikan akan segera tiba, Pulaaaaaaaaaaaaaaaang :) wait me Bekasiku tercinta, hehehe. Hi fi untuk sejenak mari singkirkan lupakan kata "pulang" dalam pikiranmu.

Hari ini kita akan berbicara mengenai hal yang membuat kita happy. What makes me happy?? sebenarnya pengen nyenengin diri aja, bosen juga nungguin ijazah yang belum juga selesai. OK, What makes you happy fi?
- Keliling dunia, wah.........
- Ada di rumah, gobrol-ngobrol di halaman rumah bareng bokap, nyokap dan ade-ade sambil bercanda-canda dan makan bakso.
- Berada di tepi pantai, tiduran di atas pasir sambil dengerin suara ombak.
- Bisa renang, menyelam, melihat indahnya dasar laut sambil ngambilin mutiara-mutiaranya, di jual deh. he9x.
- Berada di puncak gunung, melihat ke segala penjuru dunia sambil berteriak, hentikan peperangan dan segala pertikaian, aku muak mendengar dan menyaksikan itu semua.
- Berada di bawah menara eiffle, indah....
- Makan rujak bareng temen-temen sambil nangis-nangis kepedesan.... wahhh seruuuu...
- Ketemu Andrea Hirata duduk-duduk sambil ngobrol-ngobrol santai.
- Ditelpon temen-temen MI, Tsanawiyah dan Aliyah, i miss them.
- Curhat dan ngobrol bareng Ati, miss you so much friend. 
- Nonton comedy romance ketawa-tawa diselingi haru untuk sebuah kata, "cinta." Mellow deh, hihihi. 
- Ngerti Matematika, Fisika dan semua pelajaran yang ga lepas dari hitung-hitungan.
Indahnya...............

Jumat, Oktober 02, 2009

Where's Happiness??

I'm not afraid  of anything,
i just to know that i can breath
I don't need much of anything,
but suddenly, suddenly....
i'm small and the world is big,

all around me is fast moving
surrounded by so many thing,
suddenly, suddenly....
i'm young and i'm free,
but i get tired and i get weak
i get lost and i can't sleep
but suddenly, suddenly...
How does it feel to be different from me 
are we the same??
(avril Lavign)



Ney lagu kok mellow banget ya.
Kita seringkali berfikir bahwa orang lain, sahabat, teman, kenalan dan tetangga lebih bahagia dibandingkan diri kita sendiri. Mereka memiliki apa yang tidak kita punya. 
Tanpa disadari kita memang selalu tertarik untuk melihat orang yang berada di atas kita. Dan itu membuat kita selalu terpukul.

Kita selalu berfikir segala apa yang telah kita usahakan, tidak pernah membuahkan hasil yang kita inginkan. Segalanya seperti sia-sia belaka. Kita selalu merasa di sana, di tempat orang lain, lebih baik dan lebih bahagia. Sebab itulah kita selalu berputus asa sebelum berusaha.
Tapi  pernahkah kita berfikir bahwa mereka di sana juga melihat ke arah kita dan berfikir kita lebih bahagia, mereka melihat kebahagiaan ada di sini, milik kita. Mereka hanya melihat hal yang menyenangkan tanpa mengenal kekecewaan yang kita hadapi.
Hidup bahagia adalah seni yang sangat mengagumkan. Percayalah, kebahagiaan bukan terletak di sana, tetapi dia ada di sini, di dalam hati kita.
Where's Happiness??? Inside our mind.


(Arba' wa Nush, saat kebahagiaan terasa hilang. God, give me strength in this life)


Selasa, September 29, 2009

I've Been Waiting 4 U My Kasyfu At-Taqdiraat..... (Bagian I)


270909.

Hari ini, saya harus ke kampus untuk memastikan apakah kasyfu at-taqdiraat (transkip nilai ijazah) saya sudah bisa diambil atau masih belum lengkap. Saya bersiap-siap dengan penuh harap, agar kasyfu at-taqdiraat sudah bisa saya ambil, karena waktu saya mencoba untuk mengambilnya lima hari sebelum lebaran yang lalu, bagian pengurusan ijazah mengatakan bahwa kasyfu at-taqdiraat untuk jurusan Syariah Islamiyah (Islamic Law) baru bisa diambil seminggu setelah lebaran. Dan hari inilah waktu yang dijanjikan. Niatnya, kalau sudah bisa diambil saya akan langsung ke Kulliyyah at-Thibb untuk mendapatkan legalisir syahadah (Ijazah) sementara dan itu tadi, kasyfu at-taqdiraat. Karena jika belum ada kasyfu at-taqdiraat, saya belum bisa mendapatkan legalisir apalagi syahadah asli. Saya ingin sekali cepat-cepat menyelesaikan urusan ini, karena saya sudah ingin sekali kembali ke Indonesia. O, God, Sahhil kulla Umuuri.

Dengan langkah penuh semangat saya langsung mendatangi Ablah Hana di ruang qismu al-khirrijaat (bagian imigrasi).  
Ablah Hanna    : Inti 'aayizah eyh ya habibti (kamu mau apa?) sapa beliau tanpa basa-basi,  
Saya              : haakhudz kasyfu at-taqdiraat ya ablah, nazalat? (Miss Hanna, saya ingin mengambil daftar nilai ijazah saya, sudah bisa saya ambil?) jawab saya.
Ablah Hana   : Lissah yaa habibti, ahsyan natijah sanah tsaniyah lissah maugud liyya (Belum, karena nilai-nilai tingkat dua belum ada di saya).  jawab Ablah Hanna dengan penuh penyesalan.
Saya                : Imta ya Ablah (Kapan bisa saya ambil?)
Ablah Hana  : Ana musy 'arfah, mumkin bukroh aw ba'da bukroh aw ba'da ushbuu' (saya belum tau, bisa jadi besok, lusa atau seminggu lagi), Jawabnya. Sebuah jawaban yang membosankan. Rasanya saya sudah sangat akrab dengan kata-kata itu.

Saya               : Ya Ablah, Misy mumkin law bukroh, ahsyan sa usaafir ilaa baladi (Miss, ga mungkin ya klo besok, saya mau pulang ke Indonesia nih?).
Ablah Hana      : Ana ba'ullik musy 'arfah bi dhobth, 'ammily at-taukiil (saya bilang saya belum tau pasti, kamu wakilkan saja) sarannya.

O God....., kecewa sekali diriku.... Dan bukan hanya saya, semua teman-teman satu fakultas juga merasakannya. Karena hal ini kami harus menunda-nunda terus waktu kepulangan kami ke tanah air. Padahal udah kangen banget nih sama bonyok dan ade-ade. 
Memang sih bisa saja saya wakilkan urusan ini kepada teman saya dan sebenarnya nita dan izza sudah siap untuk mengurusnya. Tapi setelah saya pikir-pikir, mengurusnya sendiri saja ribetnya minta ampun apalagi kalau diwakilkan, sungkan jika harus merepotkan orang lain. Jadi saya bertekad untuk menahan rasa kangen ini, hiks :(. 
Meskipun demikian, saya dan teman-teman terus mencoba untuk mendapatkan kepastian dengan tidak henti-hentinya mendesak Ablah Hana untuk secepatnya mengurus transkip nilai kami.

 O, Kasyfu at-Taqdiraat, I have been waiting for you....:(. 




Hehe... sekalian narsis ah... ckckckck :D
saya dan teman-teman satu fakultas (Islamic Law) di depan kampus Al-Azhar li al-banaat, Kairo.
Saya mengenakan baju dan jilbab kuning :)

Minggu, September 27, 2009

My Another Beloved Home

Rumah adalah tempat dimana terdapat anggota keluarga. Ada ayah, ummi dan ade-ade. Tempat dimana saya menemukan kehangatan, kenyamanan, cinta, kasih sayang, rasa aman dan perlindungan. Rumah saya biasa saja, sederhana, tapi kaya akan rasa. Ayah saya adalah seorang pecinta tanaman, ayah menyulap halaman rumah menjadi kebun yang asri. Tempat favorit keluarga untuk sekedar ngopi sambil ngobrol-ngobrol santai di sore dan malam hari, nyaman. Love those moment. Ummi adalah koki handal. Tidak heran kalau ayah enggan makan jika bukan ummi yang memasak, romantis. Itulah salah satu dari ribuan hal yang membuat saya dan ade-ade betah dirumah. O mom, dad, its so beautiful and makes me wanna cry, thanks.

Di sini, negri para nabi, saya juga menemukan sebuah tempat yang layak saya sebut rumah, tempat saya melepas penat setelah seharian penuh melakukan aktivitas kuliah dan beberapa organisasi di luar kuliah. Di sini saya menemukan kenyamanan, meski tidak sehangat rumah tercinta saya di Bekasi sana.  Di sini juga banyak canda, tawa, keceriaan dan berbagai macam rasa yang membuat hidup saya di rantau ini lebih berwarna. Apalagi sejak ade-ade satu almamater saya datang ke sini dan kebetulan flat mereka berada di lantai dasar apartemen saya, tambah seru aja. Meski tak jarang terdapat pula rasa mumet, but thats not important.


Rumah saya di sini terletak di kawasan Hayyul 'Asyir tepatnya daerah Tabbah. Hanya ada beberapa flat saja yang di tempati oleh mahasiswa indonesia. Tidak seperti daerah Gamee, Bawwabaat dan sekitarnya yang dijuluki sebagai Ardh Indunisy (kampung orang Indonesia) karena mayoritas kita tinggal di sana. Meski demikian, saya jadi merasa benar-benar tinggal di Mesir, karena jarang sekali saya menemukan orang se-negara asal di sini. Hehehe, menghibur diri, bilang aja sepi :). Saya tinggal di dekat terminal bus, Alhamdulillah, ini memudahkan saya untuk berangkat kekuliah, karena banyak sekali bus angkutan jurusan kuliah dan engga mesti berdesak-desakan dengan mahasiswa indonesia lainnya yang saling berebutan  bus yang terbatas di Hayyul Asyir sana, aman.


Udah lama banget saya engga keluar rumah pagi-pagi buta, sejak libur kuliah tepatnya, males. Dan kemarin, tanggal 24 September akhirnya saya keluar pagi-pagi juga karena salah seorang teman saya ada yang  balik ke Indonesia dengan menggunakan jasa penerbangan singapore airlines yang jadwal penerbangannya pagi.  O, God...  indahnya pagi. he9x.. dasar ga penting cuma pengen eksis aja... ckckckckck :D.

Ini dia suasana pagi di Tabbah permai, indah.

Jumat, September 25, 2009

Belajar Menjadi Sahabat Yang Baik

Segala sesuatu tidak selamanya akan berjalan mulus, adakalanya disana terdapat kerikil tajam yang harus dilewati. Begitu pula dalam hubungan persahabatan, situasi pahit sesekali akan datang. Oleh sebab itu, sebuah hubungan memerlukan rasa saling pengertian.

Kita harus dapat menerima bahwa setiap kita memiliki sisi baik dan buruk, adakalanya seseorang menjelma sebagai malaikat, di lain waktu dia bisa saja berbuat kealpaan dan kesalahan. Saat seseorang berbuat salah kita sering kali melupakan sisi baik yang dimilikinya. Hal itu sangatlah tidak adil, sebagai seorang sahabat sepatutnya kita memberikan ruang atas kealpaannya. Buatlah prasangka baik, sebab seringkali pada situasi sulit prasangka buruk akan membuat sesuatu menjadi runyam.

Well, kita harus menyadari bahwa no body's perfect,  itu salah satu hal yang bisa membuat kita  bisa menerima kealpaan seseorang. Dan satu hal yang penting, ingatlah hal baik apa yang telah dia lakukan untuk kita selama ini.

Renungan,
Mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari seribu teman yang mementingkan diri sendiri. Dalam masa kejayaan, teman-teman mengenal kita. Dalam kesengsaraan, kita mengenal teman-teman kita. Oleh karenanya, peliharalah persahabatan dengan baik. 
Ingatlah kapan terakhir kali kita berada dalam kesulitan. Siapa yang berada di samping kita??
Siapa yang mengasihi kita saat kita merasa tidak dicintai??
Siapa yang ingin bersama kita pada saat tiada satupun yang dapat kita berikan ??
Merekalah sahabat-sahabat kita.
Hargai dan peliharalah selalu persahabatan dengan mereka.








 




Kamis, September 24, 2009

Bingung

Mereka bilang tali ini bernama persahabatan
tempat segala luka dapat terobati
tidak mungkin putus dengan apapun
dan tiada yang mampu merusaknya
katanya dengan ini kita dapat saling berbagi
tapi kini makna itu telah bias

prasangka baik yang dulu terjaga, kini hilang
menyisakan kecewa, saat kepercayaan tidak lagi dapat ditemukan
Namun, tidak ada yang dapat disalahkan

(
Kecewa mode on)









Selasa, September 22, 2009

LEBARAN....

Kalau bukan karena lebaran, mungkin kita akan banyak berapologi untuk ketidakhadiran kita dalam silaturrahim yang mengikat kebersamaan dan kasih sayang (Meisya).

Sudah kesekian kali saya merayakan hari raya di Mesir, sebuah tempat yang saat ini terasa berat untuk saya tinggalkan karena sebentar lagi saya akan kembali ke tanah air, rasa takut sudah pasti ada, takut jika bekal ilmu yang saya dapat belum cukup. Lebai. Namun kerinduan pada orang tua dan keluarga mengalahkan segalanya. Ala kulli hal, saya minta doa dari temen-temen Blogers semua agar perjalanan urusan syahadah/Ijazah saya mudah dan lancar, Amin.... Thanks be 4 .

Kata meninggalkan kini akan hadir lagi dalam episode hidup saya, berat. Berat karena harus berpisah lagi dengan orang-orang yang saya kasihi, teman-teman satu almamater yang telah saya anggap sebagai keluarga, para senior yang telah banyak berbagi pengalaman, dan mengajarkan berbagai macam hal, sahabat yang selalu ada dalam segala suasana. I'll miss them .

Moment lebaran adalah moment yang selalu saya rindukan, tempat segala dosa dan kealfaan diberikan ruang untuk dimaafkan. Saat dimana setiap orang berharap mendapatkan kesucian hati. Dan bagi saya yang masih berada jauh dari orang tua dan keluarga di Indonesia, lebaran adalah saat yang tepat untuk sedikit mengobati kerinduan saya pada mereka. Terlebih moment ini bisa mengumpulkan keluarga saya di Mesir yakni keluarga almamater saya, IKPMA tanpa ada yang absent satu orang pun. Sebab kalau bukan karena lebaran, mungkin akan banyak apologi untuk ketidakhadiran dalam silaturrahim yang mengikat kebersamaan dan kasih sayang. Setidaknya lebaran akan membuat kami terlihat lebih kompak dan akrab, saat alfa dan salah mudah untuk dimaafkan setelah satu tahun saling bersinggungan satu sama lain dalam satu wadah yang menaungi kami di Mesir tercinta ini. Guys, IKPMA selalu merindukan kita.


DO YOU REALIZE THAT

We are born with two eyes in front,
because we must not always look behind.
But see what lies ahead, beyond us.

We are born to have two ears one left - one right so we can hear both sides.
Collect both the compliments and criticisms, to see which are right.

We are born with a brain concealed in a skull.
Then no matter how poor we are, we are still rich.
For no one can steal what our brains contains.
Packing in more jewels and rings than you can think.

We are born with two eyes, two ears, but one mouth.
For the mouth is a sharp weapon, it can hurt, flirt, kill.
Remember to talk less, listen and see more.

We are born with only one heart, deep in our ribs.
It reminds us to appreciate and give love from deep within.
Learn to love and enjoy being loved but do not expect people to love you the way or as much as you had loved them.
Give love without expecting love in return and you will find love more beautiful.


Senin, September 14, 2009

Apa kabar blog-ku

Wah, blog gw dah berdebu nih,,, sorry bgt ya blog dah hampir setaon engga gw rawat dengan baik. Bukan karena gw lupa ma lo, tapi setaon ini gw bener-bener fokus sama kuliah. I'm so sorry dear...:(.

BTW, sekarang gw lagi interest banget mengenal sifat manusia, sejak gw baca buku Good and Evil-nya Jusra candra, gw tertarik banget pas gw baca ungkapan dia "karena sifat manusia jelek dan jahat, kita tidak bisa tidak mengenalnya. Dan karena sifat manusia baik, kita tidak bisa tidak memahaminya".

“Sifat manusia memang jelek. Dia egois, dengki, pembosan, bahkan seiring pertambahan usia, dia akan berubah perlahan-lahan, sampai dia sendiri pun belum tentu mengenalnya.”

“Tetapi sebaliknya, sifat manusia juga ada sisi baiknya. Saat kita terluka, berbaring di tanah, pada masa damai, pasti akan ada orang yang menolong. Saat kita kelaparan, berjalan pun susah, pada masa panen, pasti ada orang yang akan membantu.”
Emang sih gw ketinggalan banget baca nih buku, gimana engga, buku itu tebit tahun 2004 kali, hehehe :D. Yang pasti nih buku enak banget dibaca, penulis menjelaskan sifat-sifat manusia melalui cerita-cerita pendek yang atraktif kemudian dipaparkan dengan gamblang selapis demi selapis bagaimana sifat manusia yang sebenarnya. Buku ini bisa diibaratkankan sebagai sebilah pisau bedah yang membedah sampai ke hati terdalam manusia. Menunjukkan kepada kita tumor dari sifat manusia, kemudian menyingkirkannya. Tentu akan berdarah-darah. Tetapi setelah berdarah-darah, diharapkan membawa suatu pencerahan buat kita. pokoknya Te-O-Pe deh.